KH. MA. Sahal Mahfudh atau akrab dipanggil dengan Kyai Sahal, beliau adalah putra Kyai Mahfudz bin Abd. Salam al- Hafidz dan ibu Hj. Badi’ah, lahir di Desa Kajen, Margoyoso Pati pada tanggal 17 Desember 1937. Beliau adalah anak ketiga dari enam bersaudara yang merupakan ulama kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan memberikan fatwa yang baik terhadap masyarakat dalam ruang lingkup lokal dan ruang lingkup nasional.
Pada tanggal 17 Agustus 1966, Kyai Sahal mengakhiri masa lajangnya beliau menikah dengan Hj Nafisah binti KH. Abdul Fatah Hasyim, Pengasuh Pesantren Fathimiyah Tambak Beras Jombang dan berputra Abdul Ghofar Rozin.
MA. Sahal Mahfudh adalah seorang ulama besar di kalangan Jamiyah Nahdlatul Ulama yang mempunyai banyak kelebihan dalam bidang keilmuanya. Dibalik kesederhanaan beliau dalam berpenampilan banyak orang yang terkecau dan beranggapan bahwa beliau sosok yang biasa-biasa saja, sebelum orang tersebut mengenal Kyai Sahal. Namun kenyataannya pengetahuan dan kepakaran beliau sudah diakui oleh masyarakat dan para ulama lainnya.
Kyai Sahal juga seorang pemimpin yang bijaksana, beliau memandang umat dengan pandangan kasih sayang dan membebaskan umat dari belenggu kebodoaan, kemiskinan dan keterbelakangan. Pada tahun 1993-2003 beliau pernah bergabung dengan institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu menjadi anggota BPPN3 selama 2 periode. Tahun 1999-2014 beliau menjabat sebagai Rais ‘Aam Syuriah Nahdlatul Ulama ke-8. Tahun 2000-2014 beliau menjabat sebagai ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia). Tahun 1989 beliau menjadi rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) di Jepara Jawa Tengah, hingga mengantarkan INISNU menjadi UNISNU pada tahun 2013.
Tidak hanya lingkup dalam negeri saja pengalaman yang telah didapatkan, beliau juga mempunyai pengalaman dari luar negeri diantaranya adalah: pembelajaran komparatif pengembangan masyarakat ke Korea Selatan pada tahun 1983 atas sponsor USAID, mengunjungi pusat Islam di Jepang pada tahun 1983, berkunjung ke Malaysia dan Thailand untuk kepentingan Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) tahun 1997.
Selain itu Kyai Sahal adalah sebagai pengasuh Pesantren Maslakul Huda (PMH) di Kajen, Margoyoso, Pati Jawa Tengah, sejak tahun 1963, yang didirikan ayahnya pada tahun 1910. Beliau tidak hanya menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang melahirkan pemimpin-pemimpin umat, tetapi juga sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi yang concren pada peningkatan kemandirian umat. Nasionalisme patriotis kyai Sahal sangat tinggi, beliau mewarisi sifat tanggung jawab sosial yag lahir dari kepekaan sosial ayahnya sebagai kemaslahatan umat.
Kyai Sahal dididik oleh ayahnya yaitu KH. Mahfudz yang memiliki jalur nasab dengan Syekh Ahmad Mutamakkin, namun KH. Sahal Mahfudh sangat dipengaruhi oleh kekyainan pamannya sendiri, K.H. Abdullah Salam. Syekh Ahmad Mutamakkin sendiri termasuk salah seorang pejuang Islam yang gigih, seorang ahli hukum Islam (faqih) yang disegani, seorang guru besar agama dan lebih dari itu oleh pengikutnya dianggap sebagai salah seorang waliyullah.
Setelah itu kyai Sahal saat kecil ditinggal wafat ayahnya dalam medan perjuangan kemerdekaan, lalu ibunya Nyai Badi’ah yang wafat hanya berjarak 10 bulan dari sang suami. Pada saat itu beliau ditinggal wafat kedua orang tuanya berumur 11 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh pamannya KH. Abdul Zain Salam sekaligus yang mengiriminya uang saku untuk kesehariannya beliau di pesantren.
Banyak ujian yang dilalui untuk menjadi orang yang besar dan kuat untuk mengarungi samudrah ilmu. Semua itu adalah grand design Allah SWT untuk membentuk mental tangguh sebagai pemimpin yang mengubah wajah pandangan manusia.
Pesantren adalah tempat beliau mencari ilmu sekaligus tempat pengabdiannya. Dedikasinya kepada pesantren, pengembangan masyarakat, dan pengembangan ilmu fiqh yang tidak pernah diragukan.
MA. Sahal Mahfudh juga ulama ahli fiqih, semenjak menjadi santri beliau seolah sudah menguasai spesifikasi ilmu tertentu yaitu dalam bidang ilmu Ushul Fiqih, Bahasa Arab dan Ilmu Kemasyarakatan. Salah satu karya kyai Sahal adalah Al-Tsamarah al-Hajainiyah yang membicarakan masalah fuqaha, al-Barokatu al- Jumu’ah ini berbicara tentang gramatika Arab.
Adapun karya kyai Sahal yang berbentuk tulisan yang telah diterbitkan diantaranya adalah: Thariqatal-Hushul ila Ghayahal-Ushul, (Surabaya: Diantarna, 2000), Pesantren Mencari Makna, (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999), Al-Bayan al-Mulamma’ ‘an Alfdz al-Lumd”, (Semarang: Thoha Putra, 1999), Telaah Fikih Sosial, Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudh, (Semarang: Suara Merdeka, 1997), Luma’ al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat, (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati), Tipologi Sumber Daya Manusia Jepara dalam Menghadapi AFTA 2003 (Workshop KKNINISNU Jepara, 29 Pebruari 2003) dan masih banyak karya yang lainnya.
Pada tangal 24 januari 2014, kyai Sahal wafat di kediamannya komplek rumah sakit Dr. Karyadi, dan dimakamkan di Kajen Margoyoso Pati. Banyak ilmu dan uswah yang diberikan kepada kyai Sahal dalam setiap ucapan, perbuatan maupun tulisan yang beliau tinggalkan. Semoga karya-karya beliau ini menjadi jariyah yang terus mengalir untuk beliau dan bemanfaat bagi umat.
Sugeng tindak Mbah Sahal, Lahul Fatihah.
Biografi Lengkap KH. Ahmad Abdul Hamid Dari Kendal
Biografi Singkat KH.R. Ahmad Djunaidi Rodlibillah Dari Sukabumi
Inilah Biografi Habib Umar bin Thaha bin Yahya Dari Indramayu
Inilah Biografi dan Sanad Keilmuan KH. Faqih Maskumambang dari Gresik